KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, Kami panjatkan atas terselesaikannya makalah ini dengan judul “STANDAR
MAKANAN DI RUMAH SAKIT” sebagai hasil penugasan mata ajaran Ilmu Gizi oleh
dosen kepada Kami pada 12 Desember 2011 di Semarang.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Makalah ini tidaklah luput dari
kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf atas segala kekurangan tersebut
dan kami harapkan juga saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini.
Demikian sedikit dari kami, atas
perhatian kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul. . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 1
Kata Pengantar . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 2
Daftar Isi . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I Pendahuluan . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 4
A. Latar
Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 4
B. Tujuan
Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . 5
a. Tujuan
Umum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 5
b. Tujuan
Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 5
BAB
II Tinjauan Pustaka.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . 6
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit
merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menangani aspek kuratif dan
rehabilitatif disamping beberapa pelayanan kesehatan yang lain. Dalam
pelaksanaannya dibagi dalam beberapa instalasi, diantaranya adalah instalasi
gizi yang tidak hanya menangani manajemen sistem penyelenggaraan makanan, akan
tetapi juga menangani asuhan gizi dan penelitian serta pengembangan. Pelayanan
gizi rumah sakit meliputi empat hal penting yaitu asuhan Gizi rawat inap,
asuhan gizi rawat jalan, penyelenggaraan makanan, dan penelitian dan
pengembangan penerapan gizi. Harus disadari bahwa gizi mempunyai peran yang
tidak kecil terhadap tingkat kesembuhan dan lama perawatan pasien di rumah
sakit yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kurang gizi sedang pasien di rumah
sakit mencapai 21 % sedangkan kurang gizi berat mencapai 10 %. (Detsky at.al,
1987) dan penyebab kematian utama balita di negara-negara berkembang adalah
kurang gizi sebesar 54 %. Masalah gizi pasien di rumah sakit akan berdampak
pada banyak hal, yaitu gangguan syaraf, pembedahan, kanker, aids, kejiwaan, dan
gangguan gastrointestinal. Pada sistem metabolism tubuh, kurang gizi berdampak
pada beberapa perubahan penting diantaranya penurunan tingkat filtrasi pada
glomerular yang terjadi di ginjal, gangguan pada pertahanan intestinal di perubahan pada fungsi kardiak pada
jantung.Beberapa dampak diatas akan banyak merugikan berbagai pihak, tidak
hanya pasien, tetapi pihak rumah sakit dan semua yang berperan dalam pelayanan
di rumah sakit akan mendapat dampak dari masalah gizi ini ( Usman DCN, 2008).
B.
Tujuan
Masalah
1. Tujuan
Umum
Mahasiswa mampu memahami
standarisasi makanan di rumah sakit.
2. Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa
mampu menjelaskan cara pembagian makanan sehari rumah sakit.
b. Mahasiswa
mampu memahami beberapa macam makanan standar rumah sakit.
c. Mahasiswa
mampu mengimplementasikan kriteria makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan
kepada pasien.
d. Mahasiswa
mampu mengetahui cara menyiapkan dan memberikan makanan kepada pasien.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Standar
Makanan Rumah Sakit
1. MAKANAN
BIASA
Diberikan
kepada pasien yang tidak memerlukan makanan khusus karena penyakitnya. Makanan harus cukup energi, protein,
dan zat-zat gizi lain. Salah satu
standar makanan
biasa yang mengandung antara
1100 –2500 kilokalori sehari
dapat diberikan. Makanan yang tidak
boleh diberikan adalah makanan yang terlalu merangsang
saluran pencernaan seperti
makanan yang terlalu
berlemak, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman
yang mengandung alkohol.
a. Pembagian makanan sehari:
Pagi : nasi, telur, sayuran, minyak, susu bubuk, gula pasir
Pukul 10.00 : kacang hijau, gula, pisang
Siang : nasi, daging, tempe, sayuran, minyak, pisang
Pukul 16.00 : maizena, gula pasir, susu bubuk
Malam : nasi, daging, tempe, sayuran, minyak, pisang
Pukul 21.00 : biskuit, gula pasir, susu bubuk
a. Pembagian makanan sehari:
Pagi : nasi, telur, sayuran, minyak, susu bubuk, gula pasir
Pukul 10.00 : kacang hijau, gula, pisang
Siang : nasi, daging, tempe, sayuran, minyak, pisang
Pukul 16.00 : maizena, gula pasir, susu bubuk
Malam : nasi, daging, tempe, sayuran, minyak, pisang
Pukul 21.00 : biskuit, gula pasir, susu bubuk
2. MAKANAN
LUNAK
Diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu dan pasien dengan suhu badan meninggi. Makanan harus cukup energi, protein, dan zat gizi lain. Salah satu standar makanan lunak yang mengandung 900 – 1900 kilokalori sehari dapat diberikan. Syarat-syarat makanan lunak adalah mudah cerna, tidak banyak mengandung serat, tidak menimbulkan gas, tidak mengandung bumbu yang merangsang, tidak digoreng dan diberikan dalam porsi kecil dan sering. Makanan yang boleh diberikan adalah nasi ditim, ditanak, dikukus: kentang direbus, dipure: mie, bihun, makaroni, soun, misoa direbus: roti, tepung-tepungan dibuat bubur atau puding; gula. Mentega, margarin untuk mengoles roti atau dicampur ke dalam makanan: minyak untuk menumis, santan encer, daging sapi, kerbau, ikan, unggas direbus dan ditim, dikukus, disemur, dipanggang: telur direbus, didadar, diceplok air dicampur dalam makanan atau minuman: keju, joghurt, susu, kacang hijau, kacang merah dalam jumlah terbatas direbus: tempe, tahu, oncom direbus, ditumis, dikukus, dipanggang: susu kedelai. Sayuran yang tak banyak serat dimasak: bayam, kangkung, kacang panjang, buncis muda, oyong muda dikupas, labu siam, labu kuning, labu air, tomat, terubuk, kembang kol, ketimun muda dikupas. Buah segar: pisang, pepaya, jeruk, mangga, sawo, alpukat, sari sirsak, buah lain dimasak: nanas, jambu biji tanpa biji, buah dalam kaleng.
Bumbu dapur: pala, kayu manis, asam, gula, garam dalam jumlah terbatas. Teh encer, sirop, coklat, susu. Makanan yang tidak boleh diberikan adalah nasi goreng, beras ketan, jagung, cantel, ubi, singkong, talas. Margarin, minyak goreng untuk menggoreng: santan kental. Daging berlemak banyak: daging, ikan, unggas, telur digoreng, kacang tanah digoreng: tempe, tahu, oncom digoreng. Sayuran mentah (sayuran yang menimbulkan gas): kol, sawi, lobak, sayuran banyak serat: genjer, kapri, daun singkong, nangka, keluwih, melinjo, pare. Buah banyak serat atau menimbulkan gas: kedondong, nangka, durian. Cabe, merica dan bumbu lain yang merangsang. Minuman yang mengandung gas: air soda, coca-cola, fanta dan sebagainya: minuman beralkohol.
Diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu dan pasien dengan suhu badan meninggi. Makanan harus cukup energi, protein, dan zat gizi lain. Salah satu standar makanan lunak yang mengandung 900 – 1900 kilokalori sehari dapat diberikan. Syarat-syarat makanan lunak adalah mudah cerna, tidak banyak mengandung serat, tidak menimbulkan gas, tidak mengandung bumbu yang merangsang, tidak digoreng dan diberikan dalam porsi kecil dan sering. Makanan yang boleh diberikan adalah nasi ditim, ditanak, dikukus: kentang direbus, dipure: mie, bihun, makaroni, soun, misoa direbus: roti, tepung-tepungan dibuat bubur atau puding; gula. Mentega, margarin untuk mengoles roti atau dicampur ke dalam makanan: minyak untuk menumis, santan encer, daging sapi, kerbau, ikan, unggas direbus dan ditim, dikukus, disemur, dipanggang: telur direbus, didadar, diceplok air dicampur dalam makanan atau minuman: keju, joghurt, susu, kacang hijau, kacang merah dalam jumlah terbatas direbus: tempe, tahu, oncom direbus, ditumis, dikukus, dipanggang: susu kedelai. Sayuran yang tak banyak serat dimasak: bayam, kangkung, kacang panjang, buncis muda, oyong muda dikupas, labu siam, labu kuning, labu air, tomat, terubuk, kembang kol, ketimun muda dikupas. Buah segar: pisang, pepaya, jeruk, mangga, sawo, alpukat, sari sirsak, buah lain dimasak: nanas, jambu biji tanpa biji, buah dalam kaleng.
Bumbu dapur: pala, kayu manis, asam, gula, garam dalam jumlah terbatas. Teh encer, sirop, coklat, susu. Makanan yang tidak boleh diberikan adalah nasi goreng, beras ketan, jagung, cantel, ubi, singkong, talas. Margarin, minyak goreng untuk menggoreng: santan kental. Daging berlemak banyak: daging, ikan, unggas, telur digoreng, kacang tanah digoreng: tempe, tahu, oncom digoreng. Sayuran mentah (sayuran yang menimbulkan gas): kol, sawi, lobak, sayuran banyak serat: genjer, kapri, daun singkong, nangka, keluwih, melinjo, pare. Buah banyak serat atau menimbulkan gas: kedondong, nangka, durian. Cabe, merica dan bumbu lain yang merangsang. Minuman yang mengandung gas: air soda, coca-cola, fanta dan sebagainya: minuman beralkohol.
3. MAKANAN
SARING
Diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, menderita infeksi akut, seperti gastroenteritis, tifus abdominalis, kurang kalori protein (KKP) dengan nafsu makan yang sudah membaik, tetanus dan sukar menelan.
Makanan diberikan untuk jangka waktu pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin. Salah satu standar makanan saring yang mengandung 900-1700 kilikalori sehari dapat diberikan.
Syarat-syarat makanan saring adalah mudah dicerna, rendah serat, tidak menimbulkan gas, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan dalam porsi kecil dan sering. Makanan yang boleh diberikan adalah bubur beras dihaluskan atau disaring, roti dipanggang atau dibuat bubur, biskuit, kraker, tepung dibuat bubur, bubur havermout, puding: kentang rebus dihaluskan atau dipure, gula, sirup, mentega atau margarin dalam jumlah terbatas dioleskan atau dicampur ke dalam makanan. Daging giling dihaluskan, dikukus, dipanggang, telur rebus ½ masak, dicep-lok air, ditim, diorakarik, dicampur ke dalam makanan atau minuman, tempe dan tahu digiling atau dihaluskan, kacang hijau saring, sari kedelai, ikan tanpa duri ditim, disetup, dipanggang, susu.
Sayuran rendah serat direbus, disetup dan disaring atau dihaluskan, bayam, wortel, labu siam, labu kuning, dan sebagainya. Buah-buahan rendah serat dihaluskan atau disaring: pepaya, pisang, jeruk, dan sebagainya. Bumbu-bumbu tidak merangsang dalam jumlah terbatas. Susu, teh encer, dan coklat.
Makanan yang tidak boleh diberikan adalah beras ketan, jagung, cantel, ubi, singkong. Minyak, semua makanan yang digoreng, kelapa santan.
Daging berlemak, daging digoreng, diawet: daging asap, dendeng, abon, sosis, ikan banyak duri: bandeng, mujair, mas digoreng, kacang tanah, kacang merah.
Sayuran banyak serat: daun singkong, daun kacang, kangkung. Sayuran yang menimbulkan gas: kol, sawi,lobak sayur mentah.
Buah-buahan tinggi serat dan yang menimbulkan gas: nanas, jambu biji, nangka, kedondong, durian, dan sebagainya. Cabai, merica dan bumbu lain yang merangsang. Minuman yang mengandung gas: air soda, minuman botol ringan (coca-cola, fanta, dan sebagainya), minuman beralkohol.
Diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, menderita infeksi akut, seperti gastroenteritis, tifus abdominalis, kurang kalori protein (KKP) dengan nafsu makan yang sudah membaik, tetanus dan sukar menelan.
Makanan diberikan untuk jangka waktu pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin. Salah satu standar makanan saring yang mengandung 900-1700 kilikalori sehari dapat diberikan.
Syarat-syarat makanan saring adalah mudah dicerna, rendah serat, tidak menimbulkan gas, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan dalam porsi kecil dan sering. Makanan yang boleh diberikan adalah bubur beras dihaluskan atau disaring, roti dipanggang atau dibuat bubur, biskuit, kraker, tepung dibuat bubur, bubur havermout, puding: kentang rebus dihaluskan atau dipure, gula, sirup, mentega atau margarin dalam jumlah terbatas dioleskan atau dicampur ke dalam makanan. Daging giling dihaluskan, dikukus, dipanggang, telur rebus ½ masak, dicep-lok air, ditim, diorakarik, dicampur ke dalam makanan atau minuman, tempe dan tahu digiling atau dihaluskan, kacang hijau saring, sari kedelai, ikan tanpa duri ditim, disetup, dipanggang, susu.
Sayuran rendah serat direbus, disetup dan disaring atau dihaluskan, bayam, wortel, labu siam, labu kuning, dan sebagainya. Buah-buahan rendah serat dihaluskan atau disaring: pepaya, pisang, jeruk, dan sebagainya. Bumbu-bumbu tidak merangsang dalam jumlah terbatas. Susu, teh encer, dan coklat.
Makanan yang tidak boleh diberikan adalah beras ketan, jagung, cantel, ubi, singkong. Minyak, semua makanan yang digoreng, kelapa santan.
Daging berlemak, daging digoreng, diawet: daging asap, dendeng, abon, sosis, ikan banyak duri: bandeng, mujair, mas digoreng, kacang tanah, kacang merah.
Sayuran banyak serat: daun singkong, daun kacang, kangkung. Sayuran yang menimbulkan gas: kol, sawi,lobak sayur mentah.
Buah-buahan tinggi serat dan yang menimbulkan gas: nanas, jambu biji, nangka, kedondong, durian, dan sebagainya. Cabai, merica dan bumbu lain yang merangsang. Minuman yang mengandung gas: air soda, minuman botol ringan (coca-cola, fanta, dan sebagainya), minuman beralkohol.
4. MAKANAN CAIR
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, suhu badan sangat tinggi, tetanus dengan keadaan belum dapat membuka mulut cukup lebar, tifus abdominalis dan Kurang Kalori Protein (KKP) berat dengan berat badan lebih dari 7 kg dan umur lebih dari 1 tahun.
Makanan ini mengandung cukup energi dan protein tapi rendah zat besi, tiamin, dan vitamin. Makanan cair standar mengandung 1000 kilokalori tiap 1000ml tapi atas permintaan khusus dapat dibuat makanan cair yang mengandung 1200 kilokalori tiap 1000ml.
Syarat-syarat makanan cair adalah jumlah makanan cair yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan cairan dan energi, makanan tidak merangsang, Bila diberikan lewat pipa, konsistensi sedemikian rupa hingga dapat melalui pipa karet yang digunakan untuk bayi dan anak, bila tidak melalui pipa karet, perhatikan variasi makanan dalam rupa dan rasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering (6-8 kali sehari).
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, suhu badan sangat tinggi, tetanus dengan keadaan belum dapat membuka mulut cukup lebar, tifus abdominalis dan Kurang Kalori Protein (KKP) berat dengan berat badan lebih dari 7 kg dan umur lebih dari 1 tahun.
Makanan ini mengandung cukup energi dan protein tapi rendah zat besi, tiamin, dan vitamin. Makanan cair standar mengandung 1000 kilokalori tiap 1000ml tapi atas permintaan khusus dapat dibuat makanan cair yang mengandung 1200 kilokalori tiap 1000ml.
Syarat-syarat makanan cair adalah jumlah makanan cair yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan cairan dan energi, makanan tidak merangsang, Bila diberikan lewat pipa, konsistensi sedemikian rupa hingga dapat melalui pipa karet yang digunakan untuk bayi dan anak, bila tidak melalui pipa karet, perhatikan variasi makanan dalam rupa dan rasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering (6-8 kali sehari).
B. Cara Menyiapkan dan Memberikan
Makanan
1. Bila ada lemari es, makanan dapat dibuat sekaligus untuk 24 jam, dimasukkan
1. Bila ada lemari es, makanan dapat dibuat sekaligus untuk 24 jam, dimasukkan
dalam botol steril dan
disimpan.
2. Bila
tidak ada lemari es, makanan hendaknya dibuat menjelang waktu makan.
3. Makanan
tidak boleh dibiarkan pada suhu kamar selama 6 jam.
4. Makanan
cair dapat diberikan dengan sendok atau melalui pipa (sonde).
5. Sebelum
diberikan, makanan dihangatkan hingga suhu badan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ada berbagai jenis makanan yang
diberikan untuk pasien yaitu makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, dan
makanan cair. Masing-masing memiliki kriteria dalam pemberiannya.
Cara menyiapkan da memberikan
makanan kepada pasien:
1. Bila
ada lemari es, makanan dapat dibuat
sekaligus untuk 24 jam, dimasukkan dalam botol steril dan disimpan.
2.
Bila tidak ada lemari es, makanan
hendaknya dibuat menjelang waktu makan.
3.
Makanan tidak boleh dibiarkan pada suhu
kamar selama 6 jam.
4.
Makanan cair dapat diberikan dengan
sendok atau melalui pipa (sonde).
5.
Sebelum diberikan, makanan dihangatkan
hingga suhu badan.
DAFTAR
PUSTAKA
Liza,
Dr. 2007. Standar Makanan Rumah Sakit. http://drlizagizi.blogspot.com/2007/12/standar- makanan-rumah-sakit.html.
(Dipostkan pada hari Minggu, 30 Desember 2007).
DCN,
Usman. 2008. Apakah Sudah Waktunya Terapkan NCP?. http://gizikom.wordpress.com/2008/05/30/apa-sudah-waktunya-terapkan-ncp/.
(
Dipostkan pada 30 Mei 2008).
ya
BalasHapus