Sabtu, 20 Juli 2013

Standar Makanan di Rumah Sakit



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.           
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas terselesaikannya makalah ini dengan judul “STANDAR MAKANAN DI RUMAH SAKIT” sebagai hasil penugasan mata ajaran Ilmu Gizi oleh dosen kepada Kami pada 12 Desember 2011 di Semarang.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Makalah ini tidaklah luput dari kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan kami harapkan juga saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini.
Demikian sedikit dari kami, atas perhatian kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.


                                                                                                            Penulis













DAFTAR ISI

Halaman Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  3
BAB I Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
A.    Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  4
B.     Tujuan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  5
a.       Tujuan Umum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  5
b.      Tujuan Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  5
BAB II Tinjauan Pustaka.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6




















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menangani aspek kuratif dan rehabilitatif disamping beberapa pelayanan kesehatan yang lain. Dalam pelaksanaannya dibagi dalam beberapa instalasi, diantaranya adalah instalasi gizi yang tidak hanya menangani manajemen sistem penyelenggaraan makanan, akan tetapi juga menangani asuhan gizi dan penelitian serta pengembangan. Pelayanan gizi rumah sakit meliputi empat hal penting yaitu asuhan Gizi rawat inap, asuhan gizi rawat jalan, penyelenggaraan makanan, dan penelitian dan pengembangan penerapan gizi. Harus disadari bahwa gizi mempunyai peran yang tidak kecil terhadap tingkat kesembuhan dan lama perawatan pasien di rumah sakit yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kurang gizi sedang pasien di rumah sakit mencapai 21 % sedangkan kurang gizi berat mencapai 10 %. (Detsky at.al, 1987) dan penyebab kematian utama balita di negara-negara berkembang adalah kurang gizi sebesar 54 %. Masalah gizi pasien di rumah sakit akan berdampak pada banyak hal, yaitu gangguan syaraf, pembedahan, kanker, aids, kejiwaan, dan gangguan gastrointestinal. Pada sistem metabolism tubuh, kurang gizi berdampak pada beberapa perubahan penting diantaranya penurunan tingkat filtrasi pada glomerular yang terjadi di ginjal, gangguan pada pertahanan intestinal di  perubahan pada fungsi kardiak pada jantung.Beberapa dampak diatas akan banyak merugikan berbagai pihak, tidak hanya pasien, tetapi pihak rumah sakit dan semua yang berperan dalam pelayanan di rumah sakit akan mendapat dampak dari masalah gizi ini ( Usman DCN, 2008).




B.     Tujuan Masalah
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami standarisasi makanan di rumah sakit.

2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu menjelaskan cara pembagian makanan sehari rumah sakit.
b.      Mahasiswa mampu memahami beberapa macam makanan standar rumah sakit.
c.       Mahasiswa mampu mengimplementasikan kriteria makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada pasien.
d.      Mahasiswa mampu mengetahui cara menyiapkan dan memberikan makanan kepada pasien.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Standar Makanan Rumah Sakit
1.      MAKANAN BIASA
            Diberikan kepada pasien yang  tidak  memerlukan makanan khusus karena penyakitnya.  Makanan harus  cukup  energi,  protein,  dan  zat-zat gizi lain. Salah satu   standar   makanan  biasa  yang  mengandung  antara  1100 –2500  kilokalori sehari dapat diberikan. Makanan  yang  tidak  boleh diberikan adalah makanan yang   terlalu   merangsang   saluran  pencernaan   seperti  makanan  yang   terlalu berlemak,  terlalu  manis,  terlalu berbumbu,  dan   minuman   yang   mengandung alkohol.
a. Pembagian makanan sehari:
    Pagi                 : nasi, telur, sayuran, minyak, susu bubuk, gula pasir
    Pukul 10.00     : kacang hijau, gula, pisang
    Siang               : nasi, daging, tempe, sayuran, minyak,  pisang
    Pukul 16.00     : maizena, gula pasir, susu bubuk
    Malam             : nasi, daging, tempe, sayuran, minyak, pisang
    Pukul 21.00     : biskuit, gula pasir, susu bubuk

2.      MAKANAN LUNAK
            Diberikan  kepada  pasien  sesudah  operasi  tertentu   dan   pasien  dengan suhu  badan   meninggi.  Makanan  harus  cukup  energi,  protein, dan zat gizi lain. Salah  satu standar makanan lunak yang mengandung 900 – 1900 kilokalori sehari dapat  diberikan.  Syarat-syarat  makanan lunak adalah mudah cerna, tidak banyak mengandung   serat,   tidak   menimbulkan   gas,   tidak  mengandung bumbu yang merangsang, tidak digoreng dan diberikan dalam porsi kecil dan sering. Makanan yang  boleh   diberikan  adalah  nasi  ditim,  ditanak,  dikukus:  kentang  direbus, dipure:  mie,  bihun,  makaroni,  soun, misoa direbus: roti, tepung-tepungan dibuat bubur atau puding; gula. Mentega, margarin untuk mengoles roti atau dicampur ke dalam   makanan:   minyak   untuk  menumis,  santan encer,  daging  sapi,  kerbau,  ikan,  unggas   direbus  dan  ditim,  dikukus,  disemur,  dipanggang:  telur direbus, didadar, diceplok air dicampur dalam makanan atau minuman: keju, joghurt, susu, kacang hijau, kacang merah dalam jumlah  terbatas  direbus:  tempe,  tahu,  oncom direbus,  ditumis,  dikukus,  dipanggang:  susu  kedelai.  Sayuran  yang tak banyak serat  dimasak:  bayam,  kangkung,  kacang  panjang,  buncis  muda,  oyong muda dikupas, labu siam, labu kuning, labu air, tomat,  terubuk,  kembang  kol,  ketimun muda  dikupas.  Buah  segar:  pisang,  pepaya,  jeruk,  mangga, sawo, alpukat, sari sirsak, buah lain dimasak: nanas, jambu biji tanpa biji, buah dalam kaleng.
            Bumbu dapur:  pala, kayu manis, asam, gula, garam dalam jumlah terbatas. Teh encer, sirop, coklat, susu. Makanan yang tidak boleh diberikan adalah nasi goreng, beras ketan, jagung, cantel, ubi, singkong, talas. Margarin, minyak goreng untuk menggoreng: santan kental. Daging berlemak banyak: daging, ikan, unggas, telur  digoreng,  kacang  tanah  digoreng:  tempe,  tahu,  oncom digoreng. Sayuran mentah (sayuran yang menimbulkan gas): kol, sawi, lobak, sayuran  banyak  serat: genjer, kapri, daun singkong, nangka, keluwih,  melinjo, pare. Buah  banyak  serat atau menimbulkan gas: kedondong,  nangka, durian. Cabe, merica dan bumbu lain yang merangsang. Minuman yang mengandung gas: air soda, coca-cola, fanta  dan sebagainya: minuman beralkohol.

3.      MAKANAN SARING
            Diberikan  kepada pasien  sesudah  mengalami  operasi tertentu, menderita infeksi akut, seperti gastroenteritis, tifus abdominalis, kurang kalori protein (KKP) dengan nafsu makan yang sudah membaik, tetanus dan sukar menelan.
            Makanan diberikan untuk jangka waktu   pendek   karena  tidak memenuhi kebutuhan  gizi,  terutama  energi  dan  tiamin.  Salah satu standar makanan saring yang mengandung 900-1700 kilikalori sehari dapat diberikan.
            Syarat-syarat  makanan  saring  adalah  mudah  dicerna, rendah serat, tidak menimbulkan  gas,  tidak  merangsang  saluran  pencernaan,  dan  diberikan dalam porsi   kecil  dan   sering.  Makanan  yang  boleh  diberikan  adalah  bubur beras dihaluskan   atau   disaring,   roti   dipanggang  atau  dibuat bubur,  biskuit, kraker, tepung  dibuat bubur, bubur havermout, puding:  kentang   rebus   dihaluskan  atau dipure,  gula, sirup, mentega atau margarin dalam jumlah  terbatas  dioleskan  atau dicampur ke  dalam  makanan.  Daging  giling  dihaluskan,  dikukus,  dipanggang, telur rebus ½ masak, dicep-lok air, ditim, diorakarik, dicampur ke dalam makanan atau minuman, tempe dan tahu digiling atau dihaluskan,  kacang  hijau saring, sari kedelai, ikan tanpa duri ditim, disetup, dipanggang, susu.

            Sayuran rendah serat direbus, disetup dan disaring atau dihaluskan, bayam, wortel,  labu  siam,  labu  kuning,  dan   sebagainya.   Buah-buahan   rendah   serat dihaluskan  atau  disaring:  pepaya, pisang,  jeruk, dan sebagainya. Bumbu-bumbu tidak merangsang dalam jumlah terbatas. Susu, teh encer, dan coklat.
            Makanan  yang  tidak   boleh   diberikan   adalah   beras  ketan,  jagung, cantel,  ubi, singkong. Minyak,  semua  makanan  yang  digoreng,  kelapa   santan.
Daging  berlemak, daging  digoreng, diawet:  daging asap,  dendeng,  abon,  sosis, ikan  banyak duri: bandeng, mujair, mas digoreng,  kacang  tanah,  kacang  merah.
Sayuran  banyak  serat:  daun  singkong, daun  kacang,  kangkung.  Sayuran  yang menimbulkan gas: kol, sawi,lobak sayur mentah.
            Buah-buahan  tinggi  serat  dan  yang menimbulkan gas: nanas, jambu biji, nangka,  kedondong, durian, dan sebagainya. Cabai,  merica  dan bumbu lain yang merangsang.  Minuman  yang  mengandung  gas: air soda, minuman  botol  ringan (coca-cola, fanta, dan sebagainya), minuman beralkohol.

4.      MAKANAN CAIR
            Diberikan  kepada  pasien  sebelum  dan  sesudah  operasi  tertentu,  dalam keadaan mual dan muntah, dengan  kesadaran menurun,  suhu badan sangat tinggi, tetanus  dengan   keadaan   belum   dapat   membuka   mulut   cukup   lebar,   tifus abdominalis dan Kurang Kalori Protein (KKP) berat dengan berat badan lebih dari 7 kg dan umur lebih dari 1 tahun.
            Makanan  ini  mengandung  cukup  energi dan protein tapi rendah zat besi, tiamin,  dan  vitamin.  Makanan  cair   standar  mengandung  1000  kilokalori  tiap 1000ml tapi atas permintaan khusus  dapat dibuat makanan cair yang mengandung 1200 kilokalori tiap 1000ml.
            Syarat-syarat  makanan  cair  adalah  jumlah  makanan  cair yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan cairan dan energi, makanan tidak merangsang, Bila diberikan lewat pipa, konsistensi sedemikian rupa hingga dapat melalui pipa karet yang  digunakan  untuk  bayi  dan  anak,  bila  tidak melalui pipa karet, perhatikan variasi makanan dalam rupa dan rasa, diberikan  dalam  porsi kecil dan sering (6-8 kali sehari).

B.     Cara Menyiapkan dan Memberikan Makanan
1.  Bila ada lemari es, makanan dapat dibuat  sekaligus untuk 24  jam,  dimasukkan  
     dalam botol steril dan disimpan.
2.    Bila tidak ada lemari es, makanan hendaknya dibuat menjelang waktu makan.
3.    Makanan tidak boleh dibiarkan pada suhu kamar selama 6 jam.
4.    Makanan cair dapat diberikan dengan sendok atau melalui pipa (sonde).
5.    Sebelum diberikan, makanan dihangatkan hingga suhu badan.

















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Ada berbagai jenis makanan yang diberikan untuk pasien yaitu makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, dan makanan cair. Masing-masing memiliki kriteria dalam pemberiannya.
            Cara menyiapkan da memberikan makanan kepada pasien:
1.      Bila ada lemari es, makanan dapat dibuat  sekaligus untuk 24  jam,  dimasukkan dalam botol steril dan disimpan.
2.        Bila tidak ada lemari es, makanan hendaknya dibuat menjelang waktu makan.
3.        Makanan tidak boleh dibiarkan pada suhu kamar selama 6 jam.
4.        Makanan cair dapat diberikan dengan sendok atau melalui pipa (sonde).
5.        Sebelum diberikan, makanan dihangatkan hingga suhu badan.












DAFTAR PUSTAKA
Liza, Dr. 2007. Standar Makanan Rumah Sakit. http://drlizagizi.blogspot.com/2007/12/standar-                  makanan-rumah-sakit.html. (Dipostkan pada hari Minggu, 30 Desember 2007).
DCN, Usman. 2008. Apakah Sudah Waktunya Terapkan NCP?. http://gizikom.wordpress.com/2008/05/30/apa-sudah-waktunya-terapkan-ncp/.
( Dipostkan pada 30 Mei 2008).

1 komentar: